Isi Klaim :
"Selamat kepada wanita Muslim asal Pakistan, Malala Yousafzai, di usia 17 tahun, 2 bulan dan 23 hari, ia memegang rekor baru sebagai wanita termuda pemenang Hadiah Nobel Perdamaian."
Hoax atau Fakta :
Fakta.
Analisis :
Klaim tersebut diatas adalah fakta dan benar adanya. Malala Yousafzai adalah salah satu pemegang penghargaan Nobel Perdamaian, dan ia juga menjadi wanita termuda untuk kategori tersebut diusianya ke-17 tahun.
Salah satu penghargaan yang paling dihormati di dunia, Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada orang-orang atau organisasi yang telah membuat prestasi luar biasa di daerah yang berbeda. Pemenang terdahulu termasuk beberapa aktivis yang paling terkenal sejarah untuk perdamaian, termasuk Martin Luther King, Jr, Nelson Mandela, dan Jimmy Carter.
Mengumumkan keputusan mereka, para hakim hadiah berkata tentang Malala: "Melalui perjuangan heroik dia telah menjadi juru bicara terkemuka untuk hak perempuan untuk pendidikan."
Malala meninggalkan luka parah dua tahun lalu, setelah diserang di Pakistan atas aktivitas kampanyenya damainya oleh kelompok ekstremis Taliban.
Malala, yang ditembak di kepala selama serangan yang berlangsung pada Bus sekolah telah pulih dengan baik setelah melakukan perjalanan ke Inggris untuk perawatan. Dia sekarang pergi ke sekolah di Birmingham dan masih terus beraktivitas dengan kampanye damainya.
![]() |
Malala Yousafzai di Oval Office (ruang kerja resmi Presiden AS), 11 Oktober 2013 |
Prestasi barunya adalah menambah rekor dunia (Guinness World of Records) yang ada untuk menjadi wanita yang paling dicari di Internet, setelah dia peringkat pertama di antara perempuan di Google's Zeitgeist global report dan menjadi yang paling tren sejak tahun 2013.
Sekilas Malala Yousafzai
Malala Yousafzai (ملاله یوسفزۍ / Malālah Yūsafzay), yang lahir pada 12 Juli 1997 ini adalah seorang murid sekolah dan juga seorang aktivis pendidikan dari kota Mingora di Distrik Swat dari provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Dia diketahui untuk pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah Swat, di mana Taliban melarang gadis-gadis bersekolah. Pada awal tahun 2009, saat usianya sekitar 11 dan 12 tahun, Yousafzai menulis sebuah artikel di blognya, tentunya di bawah nama samaran, dan artikel tersebut ditujukan untuk BBC. Ia menerangkan secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.
Pada tahun 2014 Malala Yousafzai dan bersama seorang temannya yang lain bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian di tahun 2014, hal tersebut berkenaan untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda, serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.
Kehidupan pribadi
Malala lahir dari keluarga bersuku Pusthun dan menganut keyakinan Islam Sunni. Namanya diambil dari penyair dan pejuang wanita suku Pusthun, Malalai dari Maiwan. Ia dibesarkan di Mingora, bersama dua adik laki-laki dan dua ayam peliharaan. Keberaniannya dalam menulis berkat bimbingan ayahnya yang juga penyair, pemilik sekolah, sekaligus aktivis pendidikan. Ayahnya menjalankan beberapa sekolah yang dinamai Khushal Public School. Meskipun Malala mengaku ingin jadi dokter, Ayahnya mendorongnya untuk menjadi politisi.
Ia mulai berbicara di depan publik untuk memperjuangkan hak atas pendidikan pada tahun 2008. "Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!" adalah seruan pertamanya di depan televisi dan radio.
Penembakan
Pada tanggal 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala dan leher dalam upaya pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika kembali pulang di bus sekolah. Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham. Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia seorang penggiat pendidikan perempuan. Lebih lanjut Rasheed mengungkapkan penyesalannya atas kejadian ini namun tidak meminta maaf atas penembakan yang dialami Malala Yousafzai. Ia juga menyarankan Malala kembali ke Pakistan dan meneruskan pendidikan di Madrasah bagi perempuan.
Kelompok yang terdiri atas 50 ulama di Pakistan mengeluarkan fatwa menentang penembakan ini.
Aktivitas pasca penembakan
Kompas, Rabu, 17 Juli 2013. Hal 16 : Pada tanggal 12 Juli 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan. PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai hari Malala.
Nobel Perdamaian
Pada bulan Oktober 2014, Malala Yousafzai bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka. Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda, karena dia mendapatkan hadiah ini pada usia 17 tahun.
Referensi :
- Dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment