Isi Klaim :
"Pengakuan seorang jasmev yang bertaubat.
Nah, kalau mereka merasa benar, tentu tak perlu taubat, bukan?
Pengakuan dan pertaubatan ini menjadi BUKTI NYATA bahwa yang mereka lakukan selama ini salah.
Dan siapa bos mereka?
Tentunya.. ya sudahlah.. kita semua sudah tahu.
Wahai para jokowers yang masih terlena dalam mimpi, kurang bukti apa lagi untuk membuat Anda siuman?"
Hoax atau Fakta :
HOAX.
Analisis :
Minggu, 15 Maret 2015 situs web pkspiyungan.org merilis sebuah artikel dengan judul 'Tobat, Mantan Jasmev Bagi Tips Hadapi Pasukan Cyber Pendukung Jokowi-Ahok' :
Tobat, Mantan Jasmev Bagi Tips Hadapi Pasukan Cyber Pendukung Jokowi-Ahok
Seorang facebooker yang mengaku sebagai anggota Jasmev (Jokowi Ahok Social Media Volunteer) yang sudah tobat, Fanya Fanila, semalam, Sabtu, 14 Maret 2015 mengunggah sebuah tips untuk menghadapi serangan pasukan cyber pendukung Jokowi - Ahok.
Ternyata, melawan pasukan cyber pendukung Jokowi - Ahok tak sulit. Begini caranya..
"Cara melawan Jokowi sebenarnya sungguh sangat sederhana, yaitu dengan kebenaran, sebab seperti kata kalimat bijak, kebenaran akan membebaskanmu. Kebenaran macam apa yang dapat digunakan untuk menghantam Jokowi dan Jasmev yang tidak punya etika itu? Kebenaran mengenai Jokowi dan Jasmev itu sendiri, sebab yang harus selalu diingat adalah semua hal yang ditampilkan Jokowi dan Jasmev adalah ilusi, sekedar trik sulap untuk menipu mata rakyat, sesederhana itu, dan tidak rumit.," demikian tulis Fanya.
Alasan Jasmev membully pihak yang membuka rahasia trik sulap Jokowi, menurut Fanya, adalah untuk mengubur rahasia itu sekaligus mengubur pihak yang membukanya dengan membully. Satu-satunya cara melawan Jokowi adalah dengan membuka kebenaran tentang Jokowi, dan Jasmev.
"Contoh, Jokowi dan pihak di belakang Jasmev, Kartika Djoemadi memiliki satu persamaan signifikan, yaitu sama-sama pembohong dan penipu, bila Jokowi telah lebih dari enam puluh kali berbohong kepada rakyat Jakarta, maka Kartika Djoemadi telah berbohong kepada publik karena mengaku-ngaku lulusan Phd dari Amsterdam dan bekerja di Universitas Paramadina padahal tidak benar dan sudah dibantah oleh pihak universitas," demikian tulis Fanya lagi.
Membongkar kebohongan Jokowi, Kartika Djoemadi dan Jasmev, tambah Fanya, sesungguhnya tidak sulit karena mereka telah melakukan begitu banyak kebohongan sehingga bahkan bila Stan Greenberg turun tangan langsung dia juga tidak akan mampu mengubur semuanya dengan sempurna.
"Membongkar kebohongan Jokowi itu sangat gampang sebab kebohongan itu secara gamblang terpampang di depan mata setiap warga dan rakyat Indonesia," tulis Fanya.
"Memperhatikan sepak terjang Jokowi selama 1,5 tahun terakhir saya berhasil menemukan rumus cara menemukan kebohongan Jokowi dan rumus tersebut adalah setiap kalimat, setiap kata, setiap huruf dan setiap titik yang keluar dari mulut Jokowi dan Jasmev adalah kebohongan, sehingga tugas kita menemukan kebenaran yang tentu saja bertolak belakang dari apa yang disampaikan Jokowi dan Jasmev,"imbuhnya.
Tugas selanjutnya susah-susah gampang, yaitu bertahan melawan gempuran Jasmev yang mencoba mencegah informasi tentang kebohongan Jokowi tersebar kepada khalayak ramai. Bagi yang tidak tahu cara melawan troll internet seperti Jasmev maka melawan mereka adalah sangat sulit dan makan hati, tapi bagi yang sudah tahu caranya maka melawan Jasmev luar biasa gampang sehingga kita bisa menang dalam 1000 pertempuran melawan Jasmev dengan mata tertutup.
Untuk melawan Jasmev yang perlu kita ketahui adalah bahwa mereka termasuk sebagai Troll internet. Apa itu troll? Troll internet adalah kelompok pengguna internet yang biasanya masuk ke sebuah diskusi tentang suatu topik dengan tujuan mengacaukan diskusi tersebut, baik dengan tiba-tiba memaki dan berkata kasar sehingga memancing keributan atau berpura-pura bego. Troll sebenarnya sudah ada sejak dunia message board ada di internet, namun salah satu troll bayaran pertama di Indonesia atau troll profesional adalah Jasmev.
Lantas bagaimana cara melawan mereka? Gampang, lagi-lagi dengan kebenaran.
Pertama dengan menyadari bahwa orang yang kita hadapi adalah Jasmev yang sedang ngetroll, dan setelah itu kita memiliki dua pilihan, yaitu dengan cuekin Jasmev alias troll itu dan membiarkan sang troll ngomong sendiri
Kedua melawan troll dengan terus menulis kebenaran mengenai Jokowi terlepas dari upaya mereka melencengkan topik yang sedang dibahas.
Pilihan pertama gampang, tapi pilihan kedua ada seni tersendiri, dan yang terpenting adalah terlepas usaha Jasmev mengubah topik baik dengan kata-kata kasar ataupun mengalihkan topik, maka kita harus membalikan ke topik semula dan terus berusaha supaya kendali pembahasan sepenuhnya berada di tangan kita dengan terus kembali kepada kebenaran mengenai kebohongan Jokowi.
Fanya pun memberi ilustrasi bagaimana cara mengendalikan trit (thread, red) yang sudah disusupi Jasmev:
Kita: Kenapa Jokowi berbohong kepada warga Jakarta? Kemarin bilang mau mengurus Jakarta selama lima tahun, kok sekarang nyapres?
Jasmev: kamu pasti panasbung, utusan Prabowo bla bla bla...
Kita: tidak ada hubungan, sekarang jawab, kenapa Jokowi berbohong? Masa pemimpin suka berbohong dan meninggalkan tanggung jawab?
Jasmev: Dasar panasbung yang tidak mau melihat Indonesia maju.
Kita: Pemimpin pembohong tidak akan pernah bisa memajukan Indonesia. Kenapa kita harus memilih pemimpin pembohong?
Jasmev: dibayar berapa kamu oleh lawan Jokowi?
Kita: Di atas ada beberapa pertanyaan, kok tidak dijawab sih?
Jasmev: pasukan nasi bungkus lu, cela Jokowi karena gak bisa korupsi di bawah Jokowi yah?
Kita: Selain pembohong, Jokowi juga membiarkan temannya Michael Bimo korupsi pengadaan bus transjakarta, jadi kenapa kita harus milih dia mengurus Indonesia? Jawab, atau tidak bisa jawab?
Demikianlah tips yang disajikan Fanya Fanila.
Memang, meski pilpres sudah usai, tapi pasukan cyber pendukung Jokowi - Ahok masih terasa keberadaannya di ruang media sosial. Untuk mengawal Jokowi dan Ahok, mereka masih sering menggunakan teknik-teknik troll seperti yang diungkap Fanya di atas. Untuk menghadapinya, sudah pernahkah Anda mencoba tips ini? Jika belum, mungkin tips Fanya tadi bisa bermanfaat.
http://www.pkspiyungan.org/2015/03/tobat-mantan-jasmev-bagikan-tips.html
http://web.archive.org/web/20150315183051/http://www.pkspiyungan.org/2015/03/tobat-mantan-jasmev-bagikan-tips.html
Pada hari yang sama (pukul 13.25), Seorang pengguna Facebook, Jonru, juga turut memposting dengan hal yang hampir serupa :
"Pengakuan seorang jasmev yang bertaubat.
Nah, kalau mereka merasa benar, tentu tak perlu taubat, bukan?
Pengakuan dan pertaubatan ini menjadi BUKTI NYATA bahwa yang mereka lakukan selama ini salah.
Dan siapa bos mereka?
Tentunya.. ya sudahlah.. kita semua sudah tahu.
Wahai para jokowers yang masih terlena dalam mimpi, kurang bukti apa lagi untuk membuat Anda siuman?"
https://www.facebook.com/jonru.page
https://www.facebook.com/jonru.page/photos/a.143624529728.103413.68286339728/10153208332814729/?type=1
Fakta yang kami temukan :
Awal penelusuran kami adalah nama dari Fanya Fanila, yang diklaim didapat dari sebuah akun facebook. Namun nampaknya kami mengalami kebuntuan untuk akun tersbeut, karena, tidak satu pun akun facebook yang mirip dengan yang dimaksud (fanya fanila).
Lalu kami mencoba menelusuri melalui metadata dan mengandalkan arsip penelusuran google image dan software pencari gambar lainnya, melalui foto yang telah kami crop :
Tidak sampai 1 jam, kami menemukan hasil, dari penelurusan google dan software pencari gambar, didapatkan 1 foto yang akurat. Ya, foto itu ternyata didapat dari sebuah akun blogger Lamachops :
http://lamachops.blogspot.com/2010/06/tille-bojet.html
Setelah urusan foto selesai, kami menelusuri fakta dari gambar sertifikat yang dimaksud. Sertifikat yang tercantum nama Fanya Fanila adalah hasil duplikasi dari Sertifikat Relawan Jasmev milik Anggitha Sari.
http://www.anggithasari.com/wp-content/uploads/2013/06/sertifikat-jasmev.jpg
https://twitter.com/aanggitha_
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache%3ADlmpisAakjEJ%3Aetd.ugm.ac.id%2Findex.php%3Fmod%3Ddownload%26sub%3DDownloadFile%26act%3Dview%26typ%3Dhtml%26file%3D286548.pdf%26ftyp%3Dpotongan%26tahun%3D2014%26potongan%3DS1-2014-286548-chapter1.pdf+&cd=10&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file=286548.pdf&ftyp=potongan&tahun=2014&potongan=S1-2014-286548-chapter1.pdf
Untuk pembuktian, kami mencoba menggabungkan kedua gambar sertifikat tersebut, dan fix ini adalah salah satu duplikasi sertifikat :
Apa itu Jasmev??
Jokowi Ahok Social Media Volunteer atau lebih dikenal dengan sebutan Jasmev adalah jaringan antar kelompok sukarelawan tanpa bayaran yang pada saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 menjadi pendukung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Jaringan yang didirikan pada tanggal 12 Agustus 2012 ini bersifat inklusif, merupakan wadah untuk berinteraksi dan bertukar informasi yang bersifat positif antar kelompok sukarelawan di media sosial. Berbeda dengan lawannya Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang membiarkan informasi secara terpusat di satu akun tim sukses, sebaliknya relawan Jokowi dan Ahok membentuk kelompok-kelompok besar sehingga dianggap perlu membentuk wadah yang cukup inklusif namun tetap dapat bekerja cepat dan tidak birokratis. Konsep dan strateginya dirancang oleh Arwuda Indonesia, sebuah Social Media Agency di Jakarta atas permintaan khusus dari Jokowi dan Ahok.
Jasmev bukanlah kelompok anonim. Setiap anggotanya wajib mendaftarkan diri dengan nama dan identitas diri yang asli. Pada tanggal 25 Agustus 2012, anggota Jasmev dikumpulkan, bertatap muka langsung, saling memperkenalkan diri, dan berfoto bersama dengan Jokowi di restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat. Mereka mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Jokowi dan menyampaikan aspirasinya. Dalam seminggu peluncurannya, anggota Jasmev telah melewati 1.000 orang. Dan pada akhir masa kampanye, anggota Jasmev yang mendaftar secara online mencapai lebih dari 10.000 orang.
Setelah perhelatan Pilgub DKI Jakarta usai, semua relawannya diberikan sertifikat elektronik yang berisi nama asli masing-masing, dikirimkan melalui email masing-masing, serta dicetak sendiri-sendiri oleh para relawan.
Selain tatap muka langsung dengan Jokowi dan pemberian sertifikat elektronik, Jasmev juga mengadakan acara kreativitas menulis surat harapan kepada Jokowi dan menggalang 1 juta kicauan dukungan di media sosial.
Beberapa kesalahpahaman terjadi karena banyak pihak keliru membedakan antara Jasmev dengan Tim Cyrus Network yang bersifat lebih erat dan tertutup ikatannya. Dibandingkan Jasmev yang hanya merupakan forum terbuka dan relawannya bekerja dari perangkat gadget masing-masing untuk mengumpulkan informasi positif, Tim Cyrus Network diberikan fasilitas ruangan, meja, kursi, perangkat komputer, koneksi internet, serta baju kotak-kotak untuk mengawasi penghitungan suara saat Hari-H Pilgub DKI Jakarta berlangsung.
Tim Cyrus Network ini bekerja singkat, hanya 3 (hari) kerja dan berada di bawah koordinasi Hasan Nasbi Batupahat, sementara Jasmev bekerja selama 3 (tiga) bulan dan berada di bawah koordinasi Kartika Djoemadi. Jumlah anggota Tim Cyrus Network adalah 15.059 orang, sama persis dengan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dibuka pada saat pemungutan suara Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Semuanya di bawah 42 koordinator tingkat kecamatan dan 706 koordinator lapangan yang berada di tingkat kelurahan, dibandingkan dengan target anggota Jasmev sebesar 10.000 orang. Tim besar Cyrus Network menyebar ke berbagai kelurahan di lima kotamadya di Jakarta dan satu kabupaten, yakni Kepulauan Seribu.
Kontroversi foto ruangan yang disangka markas rahasia pasukan saiber Jasmev, namun sebenarnya relawan Cyrus Network :
Rumor mengenai Joko Widodo (Jokowi) dan Ahok Center sudah tidak asing lagi, isu ini pertama kali dikeluarkan oleh situs web kontroversial, Voa-Islam.com :
http://www.voa-islam.com/counter/intelligent/2013/10/29/27347/horreee-jokowi-tambah-kaya-jasmev-kebagian-lagi-sertipikatnya-ga/
http://web.archive.org/web/20131031155551/http://www.voa-islam.com/counter/intelligent/2013/10/29/27347/horreee-jokowi-tambah-kaya-jasmev-kebagian-lagi-sertipikatnya-ga
UPDATE :
16 Maret 2015 (pukul 01.65) Kami masih menunggu klarifikasi dari Tim Jasmev mengenai nama Fanya Fanila. Jika sudah mendapat konfirmasi, maka akan kami perbaharui valid atau tidaknya nama tersebut.
16 Maret 2015 (pukul 16.10) Kami menemukan akun Twitter JasMev yang mengklarifikasi bahwa nama FANYA FANILA tidak ada dalam daftar keanggotaan Jasmev dan tidak memberikan sertifikat apapun terkait nama tersebut :
1. Sehubungan dg beredarnya info tentang electronic certificate Jasmev dengan nama Fanya Fanila, maka dengan ini kami klarifikasi bahwa..
2. Jasmev TIDAK pernah menerbitkan e-certificate atas nama Fanya Fanila dan yg bersangkutan TIDAK pernah terdaftar sebagai anggota Jasmev.
3. Segala hal yang diposting oleh akun atas nama Fanya Fanila yg menyebutkan bahwa yg bersangkutan adalah anggota Jasmev adalah TIDAK BENAR.
https://twitter.com/jasmev2014/status/577321550963081216
https://twitter.com/jasmev2014/status/577321964034916352
https://twitter.com/jasmev2014/status/577322331065839617
Selain itu, Anda dapat membaca perihal klarifikasi ini di media online Merdeka :
http://www.merdeka.com/peristiwa/mengaku-sebagai-anggota-jasmev-wanita-ini-ngaku-kapok-dukung-jokowi.html
CMIIW and Typo.
Sikapi dengan bijak, semoga bermanfaat.
Salam Internet Sehat!
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Jasmev
- Dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment